Senin, 31 Mei 2010

Evaluasi Performa

Performa Pelatihan
Team Building silahkan unduh disini

Selasa, 30 Maret 2010

Jumat, 19 Maret 2010

Selasa, 09 Maret 2010

Evaluasi POD, resume 8

Evaluasi ialah suatu cara mengukur hasil dari kegiatan pendidikan. Beberapa jenis evaluasi diklasifikasikan berdasarkan tingkat formalitas dan ketepatannya menurut (Morgan, et al., 1976) :

1.Evaluasi informal : penilaian tentang masalah yang sederhana tanpa menggunakan banyak pertimbangan prinsip-prinsip evaluasi.
2.Evaluasi semi formal
3.Evaluasi formal atau penelitian ilmiah : menggunakan prosedur riset yang canggih

Dibedakan berdasarkan tujuannya ialah:

1.Evaluasi formatif : mengidentifikasi dan memperbaiki kekurangan selama masa pengembangan program. Digunakan untuk memperoleh data yang akan digunkan untuk memperbaiki dan membuat seefektif mungkin materi pngajaran.
2.Evalusai sumatif : menilai manfaat program versi terakhir untuk menentukan efisiensi dan keefektivas suatu pengajaran.

Manfaat evaluasi menurut) ialah:

1.Menentukan patokan awal.
2.Mengetahui keberhasilan suatu kegiatan.
3.Mengecek secara periodic efektivas suatu program,.
4.Memberikan rasa aman kepada pelaksana tugas.
5.Memberikan bukti konkret kepada pihak yang terkait.
6.Meningkatkan sikap professional kepada penerima evaluasi

Tujuan evaluasi menurut Morgan, et al., (1976):

1.Untuk menentukan seberapa dekat peserta didik secara individual dan keseluruhan kelas telah mencapai tujuan umum yang telah ditentukan.
2.Untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu tertentu.
3.Untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi peserta didik, instruktur dan masyarakat.

Prinsip evaluasi menurut Morgan, et al., (1976):

1.Mempunyai tujuan yang pasti.
2.Menggunakan tujuan perilaku yang terjangkau dan pasti.
3.Bukti tentang perubahan dalam diri individu.
4.Menggunakan instrument yang tepat dalam evaluasi.
5.Kerja sama antara peneliti dengan orang yang dinilai kemajuannya.
6.Tidak perlu mengevaluasi semua hasil pembelajaran.
7.Evaluasi harus berkesinambungan.

Prosedur evaluasi ialah:

1.Penentuan tujuan atau kebutuhan evaluasi.
2.Penentuan kriteria atau standar evaluasi.
3.Penyusunan instrument atau kuesioner evaluasi.
4.Melakukan pengumpula data atau informasi.
5.Melakukan analisis data atau informasi.
6.Membuat kesimpulan.


Referensi : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa – Dari Teori hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sabtu, 06 Maret 2010

Tugas Online 1

Kelompok 1:

1. Mutia Maulidya (08-048)

2. Erlyani Fachrosi (08-052)

3. Dini Atika Rahmi (08-078)

Metode Pelatihan “Team Building

1. Batasan Pembahasan Materi Kelompok

Team Buiding merupakan kumpulan individu sebagai anggota dari suatu team. Program team bulding merupakan program pembelajaran untuk menciptakan kebersamaan serta interaksi yang baik dalam suatu tim. Melalui kedua hal ini, diharapkan dapat tercipta kerja sama yang baik dengan semangat tinggi untuk mencapai tujuan kelompok. Peran tim dalam memecahkan masalah dan juga dinamika dalal kelompok kerja.

Kelompok menyadari bahwa kebutuhan akan kerja sama didalam suatu kelompok sangat diperlukan sebagai kebutuhan dasar afiliasi dari peserta pelatihan, khusus peserta dari kelas andragogi. Dilatarbelakangi bahwasanya di setiap mata kuliah yang ada di psikologi selalu membetuk kelompok untuk setiap tugas yang dikerjakan, oleh karena itu kelompok mengangkat judul ini untuk dibawakan sebagai suatu pelatihan sebagai usaha untuk memaksimalkan performansi kelompok.

2. Kesimpulan Hasil Diskusi

Untuk menyampaikan materi ini, kelompok menggunakan teknik komunikasi sebagai berikut:

1) Presentasi

Kelompok membawakan materi mengenai team building dengan teknik presentasi dengan melibatkan peserta berarti komunikasi 2 arah, dan kelompok sebagai fasilitator.

2) Diskusi

Selain itu kelompok juga memberikan waktu kepada peserta untuk bisa berdiskusi mengenai materi yang dibawakan tersebut.

3) Permainan atau games.

Kelompok juga menyajikan materi melalui permainan atau games yang memiliki makna khusus agar peserta pelatihan mengalami pengalaman langsung dari materi yang disajikan kelompok.

4) Tanya Jawab

Memperbolehkan peserta untuk bertanya serta menjawab mengenai materi yang disajikan.

Materi komunikasi melibatkan alat bantu Komputer, LCD dan Pengeras Suara, dengan menggunakan Power Point dan games-games yang terkait.

3. Daftar Pustaka

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Di sini

Ini

klik

Disini

disini


4. Testimotini tentang pembelajaran online

Menurut saya, pembelajaran online ini agak sedikit merepotkan apalagi sedang mati lampu, tapi lumayan seru karena baru pertama kali belajar seperti ini. Semoga pembelajaran online bisa dilanjutkan dengan metode yang lebih baik lagi dan membuat kami para mahasiswa menjadi lebih aktif.

Senin, 01 Maret 2010

KOMUNIKASI TERTULIS POD, resume 7

Komunikasi tertulis yang dibahas ialah laporan berkala dan surat edaran, berita dan buletin, poster, folder, leaflet, pamphlet, dan cara menulis cepat dan mudah dibaca.

1. Laporan Berkala dan Surat Edaran

Laporan berkala ialah laporan yang dikirim secara pribadi kepada orang banyak. Surat edaran sifatnya lebih pribadi tidak sama dengan laporan berkala. Surat edaran memfokuskan suatu peristiwa, digunakan untuk memperkuat dan member dorongan terhadap pelaksanaan pertemuan, demonstrasi dan lainnya.

2. Berita

Menurut Flores, Bueno& Lapastora (1983) menyatakan bahwa berita ditentukan oleh, kedekatan pembaca dengan peristiwa yang terjadi, ketepatan waktu, tingkat kepentingan, dan kebijaksanaan surat kabar.

3. Buletin, Folder, Leaflet, atau Pamflet

Merupakan informasi tertulis mengenai subjek khusus yang panjangnya bervariasi. Dikelompokkan sebagai jenis komunikasi media massa karena dipersiapkan dalam jumlah yang banyak untuk disebarluaskan. Penelitian menyatakan bahwa bulletin mempunyai nilai yang tinggi dalam daftar preferensi materi pandidikan POD.

4. Poster

Merupakan salah satu jenis media massa, didesain untuk menarik perhatian pejalan, menekankan fakta atau ide dan menstimulasi orang-orang yang mendukung ide itu. Poster bersifat melengkapi bukan menggantikan metode komunikasi.

5. Menulis Cepat

Dapat menulis cepat jika mengetahui pembaca Anda, mempunyai tujuan dan kejar tujuan itu, dan mempunyai rencana dan ikuti rencana itu.

6. Menulis Agar Mudah Dibaca

Hal yang perlu diperhatikan ialah:

- Seperti bercakap-cakap.
- Gunakan kata-kata yang pendek dan mudah dimengerti.
- Gunakan kata-kata personal.
- Gunakan kalimat pendek dan bervariasi.
- Gunakan paragraph yang pendek.
- Susun kalimat dengan urutan yang logis.
- Cek tata bahasa campuran, peubah yang berayun, berlebihan, kata abstrak, membatasi, berbelit-belit dan susunan yang tercampur atau paralelisasi yang salah.

Referensi : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa- Dari Teori Hingga Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara

METODE DAN PERENCANAAN POD, resume 5

A. Model POD


1. Model Pembelajaran Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peran


Model ini lebih mengetengahkan kepada pendekatan parsipatori andragogi melalui daur pengalaman berstruktur. Pemberian bantuan belajar dengan tahapan pertama, pengenalan dan penghayatan terhadap masalah dan kebutuhan peningkatan mutu program dan kemampuan petugas menurut peserta. Kedua, pengungkapan masalah atau kebutuhan peningkatan mutu program dan kemampuan petugas menurut peserta. Ketiga, pengolahan masalah dan kebutuhan peningkatan mutu program dan kemampuan petugas oleh peserta bersama pembelajar. Keempat, penyimpulan cara pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhan peningkatan mutu dalam penyelenggaraan program. Contohnya metode ATMAP (arah, terapan, masalah dan peran).


2. Model Pembelajaran Latihan Penyelidikan


Ada lima fase yaitu:

- Menghadapi pebelajar untuk konfrontasi dengan situasi teka-teki.

- Fase operasi pengumpulan data untuk verifikasi.

- Operasi pengumpulan data untuk eksperimen.

- Pebelajar menyadap informasi dari pengumpulan data mereka dan menjelaskan masalah sebaik mungkin.

- Pembelajar dan pebelajar bekerjasama menganalisis strategi satu sama lain.


3. Model Pembelajaran Advance Organizer


Advance organizer ialah materi pengenalan yang disajikan lebih dahulu dari tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi dibanding dengan tugas pembelajaran itu sendiri. Tujuan untuk menjelaskan, mengintegrasi dan menghubungkan materi dalam tugas pembelajaran sebelumnya.


4. Model Pembelajara Pemerolehan Konsep

Mencakup penganalisaan proses berpikir dan diskusi mengenai atribut perolehan konsep. Mengandung aplikasi dapat memahami hakikat dari konsep dan kegiatan yang bersifat konseptual, pembelajar dapat mengenal strategi pengkatagorisasi yang digunakan pebelajar dan membantu menggunakannya lebih efektif, dan pembelajar dapat memperbaiki kualitas pembelajaran untuk mempelajari konsep dengan menggunakan model ini.

B. Metode dan Teknik POD


1. Teknik Pembelajaran Perorangan

Dapat digolongkan menjadi teknik pembelajaran yang berpusat pada pebelajar dan teknik pembelajaran yang berpusat pada sumber belajar. Teknik-teknik yang digunakan berpusat pada pebelajar yaitu modul, permainan dan eksperimen.


2. Teknik Pembelajaran Kelompok

Kegiatan belajarnya yaitu tutorial, teknik diskusi kelompok, teknik diskusi enam-enam, latihan, kerja kelompok, brainstorming, fish-bowl, simulasi, seminar dan simposium.

3. Teknik Pembelajaran dalam Kelompok Besar

Kegiatan belajar yaitu kampanye dan gerakan pembangunan masyarakat.


PERENCANAAN POD


A. Komponen Perencanaan Pendidikan


Komponennya ialah peserta didik,tujuan belajar, pembimbing, kurikulum, organisasi pelaksana, kondisi masyarakat setempat, kemanfaatan langsung, dan struktur organisasi. Hal yang perlu diperhatikan (Rahman,1989) ialah penemuan sebelumnya, penelitian keadaan lokasi, perkiraan kebutuhan, penyusunan skala prioritas, penyusunan tujuan dan strategi, rancangan implementasi, penetapan waktu dan penilaian.


B. Perencanaan Partisipatif


1. Prinsip Perencanaan Partisipatif


Menurut Pidarta (1988), hubungan dengan masyarakat, partisipan,teknik kerja kelompok, ramalan dan pembuatan program, dan pengambilan keputusan.


2. Prosedur Perencanaan Partisipatif

Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi tehadap perubahan lingkungan, melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi, perencanaan prioritas, menspesifikasi tujuan, menentukan standar performansi, menetukan alat/metode/alternatif/ pemecahan, melakukan implementasi dan menilai, dan mengadakan review.

C. Peristiwa Pengajaran


Menurut Gange&Briggs (1974) ialah dirancang untuk membuat peserta didik bergerak dari tempat awal menuju pencapaian kemampuan yang telah ditetapkan dalam tujuan khusus pengajaran.


D. Rancangan Pengajaran

Berdasarkan pendekatan sistem menurut Dick&Carey (1985) dan Hannum&Briggs (1984) mempunyai prosedur yaitu, identifikasi tujuan umum pengajaran, melakukan analisis pengajaran, identifikasi tingkah laku masukan dan cirri peserta didik, merumuskan tujuan performansi, mengembangkan butir-butir tes acuan patokan, mengembangkan strategi pengajaran, mengembangkan dan memilih materi pengajaran, merancang dan melakukan evaluasi formatif, merevisi bahan pengajaran, dan merancang dan melakukan evaluasi sumatif.

Referensi : Suprijanto. 2005. PENDIDIKAN ORANG DEWASA – DARI TEORI HINGGA APLIKASI. JAKARTA: BUMI AKSARA

Yusnadi. PENDIDIKAN ORANG DEWASA (ANDRAGOGI). MEDAN: PPS UNIMED

Rabu, 24 Februari 2010

ALAT BANTU POD, resume 6

Alat bantu audiovisual adalah bahan atau alat yang digunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan. Contohnya LCD Proyektor, overhead projector, slide, film, televise, pameran dan benda. Jenis alat bantu audiovisual yang biasa dipakai menurut Morgan et al (1976) ialah:

1.Papan tulis dan papan bulletin.
2.Chart, grafik , diagram dan peta.
3.Drama dan wayang kulit.
4.Pameran.
5.Papan planel dan papan temple.
6.Gambar, foto, dan bahan cetakan.
7.Televisi, radio dan video tape.
8.Tape recorder.
9.Poster,kartun dan kliping.
10.Film, slide dan filmstrip.

Posisi alat bantu audiovisual dalam pengajaran adalah sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi pelajaran atau konsep yang sulit dimengerti tanpa ilustrasi visual. Tulisan dan ucapan sangat bermanfaat dalam situasi belajar, tapi ada beberapa konsep yang tidak dapat disampaikan sejelas jika menggunakan alat bantu audiovisual. Ada kesalahan persepsi alat bantu audiovisual,maka dari itu terdapat beberapa asumsi yang menjelaskan nya yaitu :

1.Alat bantu audiovisual bukan suatu bentuk pendidikan tersendiri.
2.Alat bantu audiovisual bukan hanya berupa gambar hidup.
3.Tujuan utama alat bantu audiovisual jika dikaitkan dengan pendidikan bukan untuk hiburan.
4.Alat bantu audiovisual bukan sesuatu yang baru.
5.Alat bantu audiovosiual bukan obat mujarab untuk mengatasi seluruh hambatan pengajaran.

Manfaat alat bantu audiovisual ialah :
1.Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar.
2.Mendorong minat.
3.Meningkatkan pengertian yang lebih baik.
4.Melengkapi sumber belajar yang lain.
5.Menambah variasi metode mengajar.
6.Menghemat waktu.
7.Meningkatkan keingintahuan intelektual.
8.Cenderung mengurangi ucapan dan pengulangan kata yang tidak perlu.
9.Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama.
10.Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu di luar pengalaman biasa.

Kriteria dalam memilih alat bantu yang digunakan ialah berdasarkan dengan tugas yang dikerjakan, diketahui penggunaannya, alat yang paling siap dipergunakan, yang mudah digunakan, yang sesuai dengan minat dan pengertina pelajar, dapat menyajikan materi dengan akurat, bebas dari propaganda dan tersedia tempat dan fasilitas yang cocok untuk menggunakan alat tersebut.
Saran ketika menggunakan alat bantu audiovisual yaitu, bahan yang disajikan harus mengarah langsung ke masalah yang sedang dibicarakan, operator yang menjalankan alat bantu harus mengetahui cara kerja, segala sesuatunya dalam keadaan siap dan tersusun rapi dan alat bantu sebaiknya mengajarkan sesuatu dan tidak sekedar menayangkan sesuatu.


Referensi : Suprijanto. 2007. PENDIDIKAN ORANG DEWASA DARI TEORI HINGGA APLIKASI. JAKARTA : BUMI AKSARA .

Selasa, 09 Februari 2010

KEYAKINAN TENTANG BELAJAR MENGAJAR POD, resume 4

KEYAKINAN-KEYAKINAN TENTANG PROSES BELAJAR DAN PEBELAJAR

1. Tujuan instruksional
Adanya tujuan instruksional ialah berperan sebagai pemandu untuk mengorganisasikan tindakan dan mengarahkan desain pengalaman belajar, penentu hasil-hasil kegiatan belajar membandingkan apa yang terjadi dengan yang direncanakan.

2. Proses belajar
Ada tiga pandangan utama yaitu, belajar adalah latihan pikiran dan pengumpulan kebenaran dasar (disiplin mental), belajar adalah pengkondisian atau penguatan dan belajar ialah pengembangan pengertian.
Ada hal pokok yaitu pada tingkat mana manusia secara total merupakan sebagian dari masyarakat dan sebaliknya terpisah dengan masyarakat, dan hubunga pengaruh antara manusia dan masyarakat.

PERSPEKTIF TEORITIS BELAJAR ORANG DEWASA

A. Carl Roger
Ahli humanistik yang menganjurkan perluasan penggunaan teknik psikoterapi bidang pembelajaran. Contohnya, latihan sensitivitas, T-group, workshop intensif, analisis transaksional dan lain-lain.

B. Paulo Freire
Seorang pendidik orang dewasa di Brazil. Menurutnya, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan sendiri (self affirmation) yang menghasilkan kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Motonya conscientization, jauh melebihi cita-cita sekedar memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar.

C. Robert M. Gagne
Ada delapan tipe belajar; belajar berisyarat, belajar stimulus respon, rangkaian motorik, rangkaian verbal, diskriminasi berganda, belajar konsep, belajar aturan dan pemecahan masalah.

D. Jack Mezirow
Menurutnya belajar dalam kelompok merupakan alat paling efektif menimbulkan perubahan sikap dan perilaku individu. Bertolak dari asumsinya bahwa setiap orang mengkonstruksikan kenyataan yang tergantung pada penguatan dari berbagai sumber dalam sosio-budaya.

E. Malcom Knowles
Bapak teori andragogi meskipun bukan ia yang menggunakan istilah andragogi pertama kali. Ia menegaskan perbedaan belajar bagi anak dan dewasa ialah dari segi perkembangan kognitifnya. Asumsinya orang dewasa dapat belajar dan belajar adalah proses internal.

PENDIDIKAN ORANG DEWASA DALAM TINJAUAN FILSAFAT

A. Filsafat-Filsafat Umum : Suatu Tinjauan Sekilas

1. Idealisme
Salah satu filsafat tertua di India Timur dan Plato belahan barat. Kaum idealis menyatakan kenyataan merupakan khasanah pikiran dan tidak memperdulikan keadaan fisik, tidak mempertimbangkan materi sebagai kenyataan.

2. Realisme (Materialisme Dan Naturalisme)
Memandang dunia materi sebagai sesuatu hal yang nyata.

B. Filsafat Pendidikan Orang Dewasa

a. Essensialisme
Oleh William C. Fargley tahun 1983 di Amerika, elemen dasar pendidikan diperoleh dari ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan sejarah dan masa sekarang serta bersumber dari idealisme dan realisme. Penekanan pendidikan pada pokok pelajaran.

b. Perenialisme
Penerapan ilmu pengetahuan kebudayaan kuno dimasa sekarang sama dengan penerapan pada ribuan tahun yang lalu. Pendidikan harus ditujukan kepada orang yang memiliki bakat intelektual.

c. Progressivisme
Memerlukan perjalanan menusia sebagai ilmu pengetahuan dan merupakan respon dari reaksi terhadap essensialisme dan perenialisme yang terlalu otoriter. Ini menitikberatkan pada proses belajar dan memberikan perhatian pada usaha memperbaiki kehidupan manusia dalam masyarakat. Buku adalah alat dalam proses belajar.

d. Rekonstruksionisme
Oleh Theodero filsafat ini lebih memperhatikan tujuan akhir daripada cara (metode). Mengandalkan metode ilmiah untuk mendapatkan kebenaran dan berpendapat bahwa tujuan akhir akan berubah apabila masalahnya telah ditemukan dan terpecahkan.

e. Eksistensialisme
Pendidikan merupakan alat mengembangkan pilihan dan otonomi individu. Tokoh-tokohnya ; George Kneller, Burbacher, Harper , Herry Boudy dan John Falmer.

Referensi : Yusnaidi,. Pendidikan Orang Dewasa. Medan:PPS UNIMED

PRINSIP DAN PENDEKATAN POD, resume 3

PRINSIP-PRINSIP UMUM UNTUK MEMILIH PENGALAMAN BELAJAR PENDIDIKAN ORANG DEWASA


Beberapa Prinsip Belajar untuk Pendidikan Orang Dewasa

Menurut Hommonds ada empat prinsip belajar ;

1. Prinsip latihan (praktik).
Aktivitas pebelajar yang berupa mendengarkan uraian pembelajar, mengkonsentrasikan diri pada apa yang didengarkan kemudian mencerna apa yang diuraikan agar dapat dimengerti, melibatkan organ-organ tubuh dalam proses berpikir untuk menumbuhkan suatu pengertian.

2. Prinsip hubungan.
Berdasarkan pada kebiasan manusia untuk selalu menghubung-hubungkan berbagai kejadian yang dialaminya dengan hal yang terjadi sebelumnya.

3. Prinsip akibat.
Ini mempengaruhi salah satu aspek perilaku pebelajar yang belajar. Dalam bentuk tingkat kepuasan yang diperoleh seseorang atau juga kesenangan terhadap sesuatu yang dipelajari.

4. Prinsip kesiapan.
Secara fisik atau mental untuk belajar akan berada dalam situasi yang memperkenankannya mencurahkan perhatian yang sepenuhnya pada materi belajar.

A. Bagaimana sebaiknya menyelenggarakan proses belajar orang dewasa

Usahakan pebelajar orang dewasa tersebut secara aktif berpartisipasi dalam perumusan tujuan belajar. Ketika dalam diskusi atau teknik kelompok lainnya, semakin besar tanggung jawab yang diberikan maka semakin efektif belajarnya. Usahakan suasana belajar yang menyenangkan yang berorientasi pada pebelajar dan bersifat spontan. Belajar harus juga berorientasi pada pemecahan masalah. Orang dewasa akan efektif jika mereka sendiri yang menentukan kecepatan belajarnya. Pebelajar harus menerima umpan balik tentang sebaik mana kemajuan yang telah mereka buat.

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ORANG DEWASA

A. Jenis-Jenis Pendekatan

1. Pendekatan Pemusatan Masalah
Kurikulum yang berpusat pada masalah mengarahkan pengalaman belajar pada kehidupan pebelajar sehari-hari dan akan mempunyai manfaat secara langsung. Konsep Khit-pen di Thailand adalah contohnya. Khit-pen berarti mampu berpikir.

2. Pendekatan Proyektif
Foto atau gambar garis yang menggambarkan suatu masalah kadang tidak memadai untuk menggali dimensi permasalah yang ada pada pebelajar. Cara lainnya ialah melalui diskusi tentang perilaku beberapa tokoh dalam sebuah cerita. Pendekatan ini banyak digunakan di Pendidikan Luar Sekolah di Turki.

3. Pendekatan Appersepsi-Interaksi
Pendekatan ini mulai dengan mengidentifikasi tema-tema masalah kehidupan sehari-hari pebelajar. Pebelajar menghubungkan pengalaman dan perasaan dengan gambar yang ada di folder (appersepsi). Kemudian membahasnya dalam diskusi mengenai isi folder tersebut (interaksi).

4. Pendekatan Perwujudan Diri Sendiri (Self Actualization Approach)
Maslow menggambarkan manusia yang utuh. Pendekatan ini ada empat ciri utama:

a. Proses yang terpusat pada pebelajar.
b. Belajar sesama teman dalam kelompok (peer learning).
c. Membantu timbulnya konsep diri yang positif.
d. Daya khayal yang berdaya cipta.


B. Model Kurikulum dan Penerapan Teori Belajar

1. Model Kurikulum
a. Model informasi.
b. Model pemecahan masalah.
c. Model proyektif.
d. Model ekspresi atau perwujudan diri.

2. Penerapan Teori Belajar pada Situasi Belajar
a. Pendekatan yang terpusat pada masalah.
b. Pendekatan perwujudan diri.
c. Beberapa praanggapan.

Dapat diterima ketika praanggapan tersebut konsisten dengan filsafat yang mendasari pekerjaan yang dilaksanakan yaitu:

1. Orang dewasa di pedesaan akan menerima idea tau pemikiran baru jika mereka memahami dalam bentuk hubungan kepentingan bagi mereka.
2. Proses belajar yang efektif mudah terjadi apabila terdapat motivasi kuat untuk belajar.
3. Kemampuan individu menyumbangkan sesuatu untuk pembangunan mengharuskan melihat nilai-nilai dengan sebab-akibat, penilaian serta mengambil tanggung jawab bertindak.
4. Kesadaran diri harus timbul dalam diri seseorang.
5. Lingkungan sosial dan budaya dapat menjalankan peranan yang kuat dan menentukan kemampuan seseorang dalam memilih kemungkinan-kemungkinan.

Referensi : Yusnaidi,. Pendidikan Orang Dewasa. Medan:PPS UNIMED

Minggu, 07 Februari 2010

TUJUAN DAN PERTIMBANGAN FILOSOFIS PENDIDIKAN ORANG DEWASA, resume 2

A. Tujuan Pendidikan Orang Dewasa

Houle
(1972) menggambarkan lima orientasi pendidik orang dewasa:

1. Memusatkan pada tujuan.
2. Memenuhi kebutuhan dan minat.
3. Menyerupai sekolah.
4. Menguatkan kepemimpinan.
5. Mengembangkan lembaga pendidikan orang dewasa.
6. Meningkatkan informalitas.

Bergeivin
mengemukakan tujuan pendidikan orang dewasa:

1. Membantu mencapai suatu tingkat kebahagian dan makna dalam kehidupan.
2. Membantu memahami diri sendiri, bakatnya dan keterbatasan serta hubungan dengan orang lain.
3. Membantu mengenali dan memahami kebutuhan belajar seumur hidup.
4. Memberikan kondisi dan kesempatan dalam membantu mencapai kemajuan proses pematangan secara spiritual, budaya, fisik, politik dan kejujuran.
5. Memberikan jika dibutuhkan pendidikan bagi kelangsungan hidup.

Dapat disimpulkan dari pemaparan di atas bahwa tujuan pendidikan orang dewasa ialah:

1. Membantu orang-orang melakukan penyesuaian psikologis terhadap kondisi sosial dan dunia alamiah dengan melengkapi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Melengkapi keterampilan orang dewasa yang diperlukan guna menemukan dan memecahkan masalah yang mungkin dihadapi dengan menekankan pada keterampilan memecahkan masalah dan tidak pada isi atau subject matter.
3. Membantu orang dewasa merubah kondisi sosial mereka.
4. Membantu orang dewasa bebas, individu otonom.


B. Pertimbangan filosofis dalam pendidikan orang dewasa
Pendekatan filsafat didasarkan untuk memecahkan persoalan yang berdimensi luas. Metode berpikir filsafat digunakan dalam pendidika orang dewasa ada lima alasan yaitu:

1. Perlu adanya acuan pertanyaan-pertanyaan apabila ingin menetapkan program yang akan datang yaitu “apa yang akan dilakukan” yang berkonotasi penerapan dari program yang direncanakan adalah suatu pendekatan filosofis.

2. Pendidik untuk orang dewasa secara individual sering merasa hanya bagian yang sangat kecil dari suatu lembaga yang besar sehingga memandang lembaga sebagai sumber acuan.

3. Pendidikan membutuhkan landasan untuk menilai keterkaitan antar persoalan.

4. Pendidik perlu melihat keterkaitan antara pendidikan orang dewasa dengan aktivitas masyarakat.

5. Suatu cara berpikir filosofis yang dikembangkan dengan menyiapkan pendidikan melalui pendekatan yang terkait erat dengan pertanyaan mendasar.
Metode berpikir filsafat bagi pendidikan orang dewasa dapat didefenisikan sebagai suatu sistem, keyakinan yang dimiliki seorang pendidik untuk orang-orang dewasa. Dimensi filsafat dibedakan menjadi dimensi yang menunjukkan pada pengertian macam-macam filsafat baik yang tradisional atau kontemporer, dan dimensi proses yang menunjukkan tentang bimbingan berpikir yang sistematis dan terorganisir.

Kerangka kerja metode berpikir filsafat ada empat kategori:

1. Pebelajar mengembangkan metode berpikir filsafat bagi pendidik orang dewasa dalam diri seseorang.
2. Seluruh tujuan dari pendidik orang dewasa.
3. Materi isi.
4. Proses belajar.

Referensi : Yusnaidi,. Pendidikan Orang Dewasa. Medan:PPS UNIMED